Mengasah Kreativitas dengan Chocolate Clay

on Selasa, 24 November 2015


Sabtu lalu (21/11) Pelatihan Dasar Berwirausaha (PDB) diselenggarakan di Gedung Ijo Fakultas Sains dan Matematika (FSM). Acara tersebut bertemakan Be An Innovative Enterpreneur yang menghadirkan seorang pembicara yaitu Joyce Sutanto pemilik Rumah Kreativitas JOY ART. Beliau juga pembicara pada acara PDB tahun lalu, tetapi berbeda dengan yang sekarang yaitu pada tahun lalu Bu Joyce mengajarkan clay berbahan baku dari tepung kepada para peserta dari mahasiswa FSM yang datang sedangkan pada kesempatan kali ini beliau mengajarkan cara pembuatan clay berbahan baku dari coklat.
Ibu Joyce sedang menjelaskan cara membuat Chocolate Clay

Pada awal acara, Bu Joyce menceritakan pengalaman karirnya sebelum beliau berwirausaha. Beliau menceritakan bahwa latar belakang memulai berwirausaha karena ketika SMA gemar membuat clay. Beliau juga menegaskan bahwa untuk berwirausaha tidak harus lulusan manajemen atau pun ekonomi, tetapi semua orang bisa berwirausaha asalkan ada niat, kerja keras, dan pantang menyerah. “Campur tangan Tuhan datangnya di akhir”, ujar Ibu Joyce. Hal tersebut sudah dibuktikan oleh beliau sendiri, yang sebenarnya merupakan lulusan Farmasi Universitas Negeri Yogyakarta.
Dari pengalaman yang telah Ibu Joyce ceritakan, beliau mengajarkan kepada kita bahwa sebagai generasi muda kita harus maju. Tidak hanya ikut orang saja, tetapi kita harus menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain juga. Pada saat sesi praktek, cara pembuatan chocolate clay menggunakan dark chocolate dan white chocolate yang berjenis Chocolate Colatta karena bentuknya tidak sekeras dengan coklat cetakan biasa. Setelah coklat dapat dibentuk, selanjutnya para peserta mulai membentuk coklat tersebut sesuai kreasi mereka dan hasil kreasi dapat dimakan dan dibawa pulang.



Beberapa kreasi dari Rumah Kreativitas JOY ART juga dipamerkan di acara tersebut. Ibu Joyce juga sering menjual hasil karyanya di bazar dan pameran yang tujuannya tidak hanya menjual produk tetapi juga mengenalkan produk. Beberapa peserta setelah mengikuti acara tersebut terlihat sangat puas dan senang ketika melihat hasil karyanya. “Acara ini sangat bermanfaat untuk saya karena mendapat ilmu bagaimana cara membuat clay dari coklat yang dapat langsung dimakan, tahu tips-tips berwirausaha, dan juga acaranya asik”, ujar Amri salah satu peserta PDB.
 

Mbak Natalia : Seorang jurnalis perlu banyak link

on Kamis, 19 November 2015
Pelatihan dasar jurnalistik yang dilaksanakan oleh SMF FSM dilaksanakan di Universitas Kristen Satya Wacana di F305 pada tanggal 14 November 2015. Pelatihan Dasar Jurnalistik ini mendatangkan seorang narasumber yang bernama Sih Natalia Sukmi, S.Sos., M.I.Kom.. Wanita yang juga sering dipanggil dengan sebutan mbak Nat ini merupakan dosen FISKOM dan mempunyai latar belakang seorang jurnalis. Mbak Natalia memaparkan materi tentang Dasar-Dasar Jurnalsitik kepada peserta pelatihan yang merupakan mahasiswa/i FSM yang masih “tabu” akan jurnalistik. Beliau menjelaskan bahwa realita yang terjadi saat ini dipengaruhi oleh realita dari media.
Pada pelatihan kali ini, mbak Natalia memaparkan pengalamannya saat menjadi seorang jurnalis. “Saya terkadang gerah akan kelakuan jurnalis dari TV ***”, jelas mbak Natalia. Beliau mengatakan bahwa TV *** terkadang menyiarkan berita yang kurang tepat kemudian suka melakukan ralat berita.
Para peserta semakin tertarik akan penjelasan yang diberikan narasumber terlihat dari antuasiasme yang mereka tunjukan melalui beberapa pertanyaan. “Mbak, bagaimana cara kita mengetahui bahwa suatu kejadian sedang terjadi di suatu tempat?”, tanya seorang mahasiswi. Beliau menjawab dengan mantap bahwa link itu perlu. Link yang dimaksudkan adalah hubungan dan koordinasi dengan orang-orang banyak dan ini dipengaruhi oleh jam terbang. Jika jam terbang seorang jurnalis sudah lama, maka dengan mudah dia mendapat informan saat suatu kejadian terjadi.
Lalu pada pelatihan dasar jurnalistik tersebut, beliau langsung menantang peserta pelatihan untuk membuat straight news. Peserta diberikan waktu selama 10 menit untuk mengamati kejadian yang terjadi di sekitar dan membuat straight news sesuai dengan 5W+1H. Saat peserta sedang mengamati, beliau juga menambahkan tentang bagaimana cara mengamati keadaan sekitar yang akan digunakan sebagai bahan membuat straight news yang baik dan benar. Setelah itu, para peserta membacakan straight news yang dibuat dan kemudian dikomentari oleh mbak Natalia.


(Edward Harefa, Pend. Fisika 2015)

Hikmatnya Peringatan Sumpah Pemuda pada LDKM FSM

on Sabtu, 07 November 2015



LDKM FSM tahun 2015 kini melakukan hal yang berbeda dengan LDKM sebelum-sebelumnya dengan  melakukan upacara bendera guna memperingati hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober. Upacara ini dilaksanakan pada hari terakhir LDKM FSM 2015 Minggu, 8 November 2015 pukul 07.00 WIB dan diikuti oleh peserta dan panitia LDKM serta fungsionaris LKF FSM. Upacara yang dilaksanakan di depan Gedung Ijo FSM ini dilaksanakan untuk menjawab kompetensi Civic Literacy yang tercantum pada SPPM.
Upacara berjalan dengan hikmat dan lancar. Ketua SMF FSM periode 2015-2016 yaitu Ruth Rinentahansih selaku pembina upacara ini menyampaikan pengalamannya berorganisasi dan proses untuk menjadi ketua. Ruth juga menyampaikan makna dari ceritanya bahwa sebagai pemimpin diperlukan proses dan pengorbanan termasuk waktu dan tenaga disertai dengan tanggung jawab, niat dan kemauan. Ruth juga berpesan kepada seluruh peserta untuk mengikuti dan menerapkan materi yang telah disampaikan selama LDKM.
Tak luput dari perhatian, petugas upacara pun melibatkan peseta angkatan 2015 Efraim Martomu (Fisika Medis) dan Eliana Prabalaras (Kimia) sebagai pembaca teks Sumpah Pemuda, Galih Firmanto (Pendidikan Fisika) sebagai komandan pleton putra, Shyndi Gresiany (Fisika Medis) sebagai komandan pleton putri, serta partisipasi dari fungsionaris LK sebagai paduan suara. Sebelumnya petugas upacara telah berlatih selama dua hari dimulai dari hari Jumat 6 November 2015 pukul 12.00 WIB dan Sabtu 7 November 2015 pukul 16.00 WIB.
Dari panitia pun berharap bahwa dengan adanya upacara selain menjawab kompetensi Civic Literacy, peserta juga dapat memaknai setiap perjuangan pahlawan di zaman perjuangan, yang kini telah terganti dengan zaman teknologi. Olga Dewantoro sebagai ketua panitia LDKM berharap dengan adanya upacara ini setiap peserta dapat memaknai hari Sumpah Pemuda sebagai momen untuk mewarisi semangat kepemimpinan dari para pejuang terdahulu. Dari Attiin Machfiroh sebagai SC (Steering Committee) LDKM sendiri berharap upacara ini mampu memunculkan sikap nasionalisme pada peserta dan menyadarkan peran dan fungsi mahasiswa/i FSM sebagai warga negara.